Dan akhirnya kita meninggalkan tahun 2013, menyambut tahun 2014.
Belum lama menapak tahun 2014 atau kalau dengan bahasa bastian tito,
baru saja sepeminuman teh (^^) konsumen dan para pelaku bisnis diberi
“hadiah kejutan” oleh pemerintah berupa kenaikan gas tabung menjadi Rp.
89.000 s/d Rp. 120.000. Sinyalemen kenaikan harga gas sebenarnya sudah
bisa dibaca beberapa periode sebelumnya terkait dengan gonjang ganjing
perekonomian indonesia khususnya, dan dampak perubahan perekonomian
internasional saat ini.
Pada waktu memberikan kuliah di jurusan manajemen IBI Darmajaya, saya
sempat ditanya oleh mahasiswa saya, kira-kira apalagi kejutan yang akan
dipersiapkan oleh pemerintah dan bagaimanakah wajah dan peta
perekonomian Indonesia di tahun 2014 ini? Jawaban saya mudah! Yaa
perekonomian Indonesia masih tetap akan berjalan! Akan tetapi tentu saja
akan terdapat banyak perubahan-perubahan yang akan kita hadapi dalam
bisnis. Tentu sangat menarik apabila kita bisa membahas kira-kira akan
seperti apa perekonomian dan bisnis di tahun 2014 ini.
Jadi setelah masyarakat Indonesia menikmati pertumbuhan ekonomi yang
melesat, pada tahun 2014 diperkirakan pertumbuhan tersebut akan
mengalami perlambatan dan cenderung stagnan. Misalnya saja industri
otomotif memperkirakan pertumbuhan penjualannya tidak akan banyak
berubah dari tahun 2013. Tidak hanya otomotif, sektor properti pun juga
sudah mematok pertumbuhan yang tidak optimis di tahun 2014. Nah, apa
yang membuat banyak marketer kemudian merasa kurang optimis lebih karena
kebijakan pemerintah yang akan menekan laju pertumbuhan ekonomi tahun
mendatang. Kenaikan BBM sudah membuat inflasi di tahun 2013 dan
cenderung akan meningkat pada tahun 2014 ini. Disusul kemudian baliknya
arus dana dari negara maju kembali ke negaranya akibat perbaikan ekonomi
di sana. Faktor yang lainnya lagi adalah adanya defisit neraca
perdagangan dan pembayaran yang membuat tekanan pada nilai tukar rupiah.
Kondisi tersebut membuat pemerintah harus mengambil langkah strategis
seperti menaikkan suku bunga, yang akhirnya juga membuat sektor
konsumsi tertekan. Pemerintah juga melakukan pengetatan dari kebijakan
konsumsi, seperti penetapan Down Payment (DP) minimum pinjaman, serta
rencana pajak progresif untuk kepemilikan mobil! Maka tidak heran, para
pelaku otomotif dan properti berpikir untuk hati-hati dalam menetapkan
target di tahun 2014 ini.
Pelaku pasar ritel pun juga merasa kurang sreg dengan angka
pertumbuhan yang hanya 10% di tahun 2013. Harga BBM yang naik apalagi
ditambah kenaikan harga gas akan memicu kenaikan kebutuhan bahan-bahan
pokok pula, sehingga membuat konsumen akan berhati-hati bahkan mungkin
akan mengurangi belanja mereka! Jadi walaupun sektor ritel pada tahun
2013 transaksinya menembus lebih dari 160 triliun, pertumbuhannya
diestimasi tidak terlalu besar dibanding dengan sebelumnya! Sekalipun
demikian, pasar indonesia masih menarik bagi para peritel asing.
Terbukti peritel asing mulai menyemuti pasar indonesia, seperti peritel
dari Jepang, Swedia dan lainnya. Jadi bagaimanapun ukuran pasar
indonesia yang besar masih menjadi penentu keberhasilan bisnis ritel.
Makanya tidak mengherankan jika pasar seperti Indonesia, Cina dan India
selalu menjadi incaran para pemain asing karena UKURAN PASARNYA YANG
MASIF. Selain itu juga jumlah retail outlet, juga diramalkan akan tetap
bertambah, dimana sebagai hasil dari gerakan wirausaha dari tahun-tahun
sebelumnya yang berhasil, jadi semakin bannyak warga indonesia yang akan
menjadi entrepreneur!
Selain itu juga, dari sisi pelanggan ada beberapa hal yang perlu
dicermati oleh pelaku bisnis dan marketer, yaitu konsumen kelas menengah
yang memiliki daya belanja Rp. 3 juta – Rp. 7 Juta tetap meningkat
pesat dan kini telah mencapai 98 juta konsumen atau 44 juta konsumen
pasangan suami istri. Kebanyakan dari mereka adalah konsumen yang peka
terhadap harga dengan porsi lumayan besar berbelanja secara impulsif
atau tanpa perencanaan yang cermat! Dari sisi perilakunya juga mulai
meningkat jumlah konsumen yang ingin serba gaya (lifestyle) atau
tertarik dengan gaya dan merasa keren apabila mengkonsumsi produk-produk
tertentu meski murah! Ini adalah sebuah insight yang sangat menarik sebagai basis perilaku konsumen tahun 2014.
Selain itu juga momen pemilu pada tahun 2014 juga akan menjadi titik
perhatian para pelaku bisnis dan marketer. Pergantian pemimpin menjadi
salah satu hal yang membuat pelaku bisnis menahan berbagai macam
keputusan penting. Hal ini jelas terlihat, misalnya sektor pertambangan,
dimana perubahan kepemimpinan diperkirakan juga akan membuat perubahan
policy. Langkah yang mereka akan ambil tentunya akan tergantung apakah
policy tersebut menguntungkan atau merugikan bisnis mereka. Namun disisi
lain , pemilu 2014 juga akan meningkatkan angka konsumsi masyarakat.
Paling tidak hal ini akan terlihat nyata dari banyaknya alat kampanye
yang dibuat. Juga pesta-pesta yang akan dilakukan untuk menarik massa.
Para pengamat komunikasi pun menilai di tahun 2014 akan membuat
pengeluaran untuk iklan juga akan meningkat. Tidak hanya itu, pengaruh
pemilu juga ditengarai juga akan berdampak cukup besar terhadap
produsen-produsen T-shirt, bendera, topi, Kuliner dan warung makan,
lencana, jaket, spanduk, poster, singage, pedagang asongan, pedagang
gerobak, bengkel sepeda motor dll.
Untuk trend online dan digital pada tahun 2014 teknologi mobile dan
media sosial masih mendominasi di industri digital marketing.
Kecenderungannya adalah para konsumen terutama sekali anak muda mulai
shifting ke mobile network handheld yang canggih dan powerful,
seperti smartphone dan komputer tablet yang bisa dibawa kemana-mana. Hal
ini menjadikan keberadaan saluran distribusi digital menjadi alternatif
saluran yang baik bagi para pemain usaha kecil dan menengah. Dibanding
membuka outlet yang menghabiskan ratusan juta rupiah bahkan sampai
miliaran, membuat outlet virtual di internet menjadi pilihan yang lebih
murah. Apalagi apabila bisa disandingkan dengan pemilu nanti. Jadi
kampanye secara online dengan menggunakan outlet di internet dengan
target segmen netizen juga akan memberikan dampak yang signifikan bagi
para calon pemimpin, apalagi bisa diintegrasikan dengan media sosial
yang kita punyai! si caleg untung si outletpun untung ^^, ini namanya
simbiosis mutualisme.
Pada tahun 2014 juga adanya kecederungan perubahan gaya hidup
masyarakat. Perkembangan kelas menengah di Indonesia membuat gaya hidup
konsumen pun mengalami perubahan. Atensi konsumen pada media digital,
perilaku hidup sehat, dan perhatian pada lingkungan akan semakin
menguat. Ini berbeda sama sekali dibandingkan 10 tahun lalu ketika
konsumen sulit jika diajak berpikir soal makanan sehat dan isu
lingkungan. Meningkatnya hubungan konsumen dengan dunia global lewat
internet dan televisi membuat isu-isu global semakin dekat dengan
konsumen. Tak mengherankan jika trend global akan cepat sekali dirasakan
di Indonesia, baik itu produk maupun lifestyle.
Mungkin demikian beberapa insight tentang bisnis di tahun 2014.
Tantangan itu pasti akan kita hadapi, dan tidak akan pernah berhenti,
tapi dibalik tantangan, terdapat pula peluang-peluang yang bisa kita
manfaatkan, asalkan kita memiliki pemikiran yang cerdas, strategis dan
memiliki keyakinan untuk dapat memanfaatkannya.
Sunday, September 7, 2014
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete