Sunday, September 7, 2014

Insight Bisnis 2014: Tantangan & Peluang Yang Harus Dihadapi

Dan akhirnya kita meninggalkan tahun 2013, menyambut tahun 2014. Belum lama menapak tahun 2014 atau kalau dengan bahasa bastian tito, baru saja sepeminuman teh (^^) konsumen dan para pelaku bisnis diberi “hadiah kejutan” oleh pemerintah berupa kenaikan gas tabung menjadi Rp. 89.000 s/d Rp. 120.000. Sinyalemen kenaikan harga gas sebenarnya sudah bisa dibaca beberapa periode sebelumnya terkait dengan gonjang ganjing perekonomian indonesia khususnya, dan dampak perubahan perekonomian internasional saat ini.

Pada waktu memberikan kuliah di jurusan manajemen IBI Darmajaya, saya sempat ditanya oleh mahasiswa saya, kira-kira apalagi kejutan yang akan dipersiapkan oleh pemerintah dan bagaimanakah wajah dan peta perekonomian Indonesia di tahun 2014 ini? Jawaban saya mudah! Yaa perekonomian Indonesia masih tetap akan berjalan! Akan tetapi tentu saja akan terdapat banyak perubahan-perubahan yang akan kita hadapi dalam bisnis. Tentu sangat menarik apabila kita bisa membahas kira-kira akan seperti apa perekonomian dan bisnis di tahun 2014 ini.

Jadi setelah masyarakat Indonesia menikmati pertumbuhan ekonomi yang melesat, pada tahun 2014 diperkirakan pertumbuhan tersebut akan mengalami perlambatan dan cenderung stagnan. Misalnya saja industri otomotif memperkirakan pertumbuhan penjualannya tidak akan banyak berubah dari tahun 2013. Tidak hanya otomotif, sektor properti pun juga sudah mematok pertumbuhan yang tidak optimis di tahun 2014. Nah, apa yang membuat banyak marketer kemudian merasa kurang optimis lebih karena kebijakan pemerintah yang akan menekan laju pertumbuhan ekonomi tahun mendatang. Kenaikan BBM sudah membuat inflasi di tahun 2013 dan cenderung akan meningkat pada tahun 2014 ini. Disusul kemudian baliknya arus dana dari negara maju kembali ke negaranya akibat perbaikan ekonomi di sana. Faktor yang lainnya lagi adalah adanya defisit neraca perdagangan dan pembayaran yang membuat tekanan pada nilai tukar rupiah.

Kondisi tersebut membuat pemerintah harus mengambil langkah strategis seperti menaikkan suku bunga, yang akhirnya juga membuat sektor konsumsi tertekan. Pemerintah juga melakukan pengetatan dari kebijakan konsumsi, seperti penetapan Down Payment (DP) minimum pinjaman, serta rencana pajak progresif untuk kepemilikan mobil! Maka tidak heran, para pelaku otomotif dan properti berpikir untuk hati-hati dalam menetapkan target di tahun 2014 ini.

Pelaku pasar ritel pun juga merasa kurang sreg dengan angka pertumbuhan yang hanya 10% di tahun 2013. Harga BBM yang naik apalagi ditambah kenaikan harga gas akan memicu kenaikan kebutuhan bahan-bahan pokok pula, sehingga membuat konsumen akan berhati-hati bahkan mungkin akan mengurangi belanja mereka! Jadi walaupun sektor ritel pada tahun 2013 transaksinya menembus lebih dari 160 triliun, pertumbuhannya diestimasi tidak terlalu besar dibanding dengan sebelumnya! Sekalipun demikian, pasar indonesia masih menarik bagi para peritel asing. Terbukti peritel asing mulai menyemuti pasar indonesia, seperti peritel dari Jepang, Swedia dan lainnya. Jadi bagaimanapun ukuran pasar indonesia yang besar masih menjadi penentu keberhasilan bisnis ritel. Makanya tidak mengherankan jika pasar seperti Indonesia, Cina dan India selalu menjadi incaran para pemain asing karena UKURAN PASARNYA YANG MASIF. Selain itu juga jumlah retail outlet, juga diramalkan akan tetap bertambah, dimana sebagai hasil dari gerakan wirausaha dari tahun-tahun sebelumnya yang berhasil, jadi semakin bannyak warga indonesia yang akan menjadi entrepreneur!

Selain itu juga, dari sisi pelanggan ada beberapa hal yang perlu dicermati oleh pelaku bisnis dan marketer, yaitu konsumen kelas menengah yang memiliki daya belanja Rp. 3 juta – Rp. 7 Juta tetap meningkat pesat dan kini telah mencapai 98 juta konsumen atau 44 juta konsumen pasangan suami istri. Kebanyakan dari mereka adalah konsumen yang peka terhadap harga dengan porsi lumayan besar berbelanja secara impulsif atau tanpa perencanaan yang cermat! Dari sisi perilakunya juga mulai meningkat jumlah konsumen yang ingin serba gaya (lifestyle) atau tertarik dengan gaya dan merasa keren apabila mengkonsumsi produk-produk tertentu meski murah! Ini adalah sebuah insight yang sangat menarik sebagai basis perilaku konsumen tahun 2014.

Selain itu juga momen pemilu pada tahun 2014 juga akan menjadi titik perhatian para pelaku bisnis dan marketer. Pergantian pemimpin menjadi salah satu hal yang membuat pelaku bisnis menahan berbagai macam keputusan penting. Hal ini jelas terlihat, misalnya sektor pertambangan, dimana perubahan kepemimpinan diperkirakan juga akan membuat perubahan policy. Langkah yang mereka akan ambil tentunya akan tergantung apakah policy tersebut menguntungkan atau merugikan bisnis mereka. Namun disisi lain , pemilu 2014 juga akan meningkatkan angka konsumsi masyarakat. Paling tidak hal ini akan terlihat nyata dari banyaknya alat kampanye yang dibuat. Juga pesta-pesta yang akan dilakukan untuk menarik massa. Para pengamat komunikasi pun menilai di tahun 2014 akan membuat pengeluaran untuk iklan juga akan meningkat. Tidak hanya itu, pengaruh pemilu juga ditengarai juga akan berdampak cukup besar terhadap produsen-produsen T-shirt, bendera, topi, Kuliner dan warung makan, lencana, jaket, spanduk, poster, singage, pedagang asongan, pedagang gerobak, bengkel sepeda motor dll.
Untuk trend online dan digital pada tahun 2014 teknologi mobile dan media sosial masih mendominasi di industri digital marketing. Kecenderungannya adalah para konsumen terutama sekali anak muda mulai shifting ke mobile network handheld yang canggih dan powerful, seperti smartphone dan komputer tablet yang bisa dibawa kemana-mana. Hal ini menjadikan keberadaan saluran distribusi digital menjadi alternatif saluran yang baik bagi para pemain usaha kecil dan menengah. Dibanding membuka outlet yang menghabiskan ratusan juta rupiah bahkan sampai miliaran, membuat outlet virtual di internet menjadi pilihan yang lebih murah. Apalagi apabila bisa disandingkan dengan pemilu nanti. Jadi kampanye secara online dengan menggunakan outlet di internet dengan target segmen netizen juga akan memberikan dampak yang signifikan bagi para calon pemimpin, apalagi bisa diintegrasikan dengan media sosial yang kita punyai! si caleg untung si outletpun untung ^^, ini namanya simbiosis mutualisme.

Pada tahun 2014 juga adanya kecederungan perubahan gaya hidup masyarakat. Perkembangan kelas menengah di Indonesia membuat gaya hidup konsumen pun mengalami perubahan. Atensi konsumen pada media digital, perilaku hidup sehat, dan perhatian pada lingkungan akan semakin menguat. Ini berbeda sama sekali dibandingkan 10 tahun lalu ketika konsumen sulit jika diajak berpikir soal makanan sehat dan isu lingkungan. Meningkatnya hubungan konsumen dengan dunia global lewat internet dan televisi membuat isu-isu global semakin dekat dengan konsumen. Tak mengherankan jika trend global akan cepat sekali dirasakan di Indonesia, baik itu produk maupun lifestyle.

Mungkin demikian beberapa insight tentang bisnis di tahun 2014. Tantangan itu pasti akan kita hadapi, dan tidak akan pernah berhenti, tapi dibalik tantangan, terdapat pula peluang-peluang yang bisa kita manfaatkan, asalkan kita memiliki pemikiran yang cerdas, strategis dan memiliki keyakinan untuk dapat memanfaatkannya.

1 comments: